Rabu, 24 Juni 2009

Daerah Tangkapan Air

Nama : Supriadi Yahya
NIM : J1C108036
Prodi : BIOLOGI

Hutan sebagai kawasan tangkapan air di Damit kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan terus dirambah oleh penduduk setempat untuk lahan pertanian dan perkebunan. Tindakan ini harus dihentikan, karena akan mengurangi pasokan air ke danau yang ada di daerah itu akibatnya ke depan debit air akan turun dan mengganggu kehidupan ekosistem yang ada.


Gambar 1. Perambahan hutan (lahan perkebunan)

Damit merupakan wilayah yang luas, terdiri dari daerah pegunungan yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan, daerah lembah, danau, dan rawa-rawa.


Gambar 2. Hutan


Gambar 3. Danau

Banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keadaan di Damit . Pengukuran kuat arus air, PH tanah, PH air (dalam dan dangkal), kelembaban, tingkat kejernihan air, dan suhu air.


Gambar 4. Pengukuran kelembaban tanah

Gambar 5. Pengukuran tingkat kejernihan air

Dalam kajian hidrologis, wilayah Damit kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan terdiri dari banyak DAS,yang pengelolaannya dibagi menjadi beberapa SWP (Satuan Wilayah Pengelolaan) DAS.Setelah melalui beberapa tahapan pengolahan (penajaman, koreksi geometrik citra, mosaik, kroping), dilakukan interpretasi batas SWP DAS dan penutup / penggunaan lahan. Batas SWP DAS merupakan batas alami yang membatasi daerah tangkapan air (water catchment area). Batas ini didelineasi pada citra melalui interpretasi puncak / igir gunung maupun bukit. Kelas penutup lahan menjadi salah satu komponen penting dalam penyusunan RTL – RLKT, (Rencana Teknik Lapangan – Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah) khususnya dalam penyusunan satuan pemetaan (satuan lahan), analisis TBE (Tingkat Bahaya Erosi), dan analisis tingkat kekritisan lahan.


Gambar 6. Penutup lahan


SWP DAS Damit kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan masih tergolong baik karena total wilayah hijau masih lebih dominan. Namun begitu perlu diperhatikan bahwa di daerah tangkapan air terdapat penutup lahan yang kurang mendukung peresapan air karena memiliki nilai faktor erosi yang cukup tinggi, yaitu areal permukiman, sawah, dan perkebunan. Jika hal ini dibiarkan berkembang,maka dapat membahayakan kualitas hidrologi daerah tangkapan air danau tersebut. Air danau dapat tercemar oleh limbah permukiman maupun persawahan. Erosi pada lahan tegal juga dapat menghasilkan sedimentasi yang mengakibatkan pendangkalan danau dan juga mengurangi tingkat kesuburan tanahnya.

Disamping itu, perlu juga diperhatikan wilayah yang mestinya menjadi daerah tangkapan air, malah ditimbun untuk pemukiman dan lahan perkebunan. Akibatnya, air hujan yang diterima pada musim penghujan sebagai sumber penerimaan air menjadi tidak efektif, akibat rusaknya sistem penyimpanan air alami. Baik dalam profil tanah, lapisan-lapisan tanah atau batuan, maupun dalam tubuh perairan akibatnya terjadi peningkatan kehilangan melalui aliran permukaan, masuk ke saluran pembuangan, selokan yang dibangun di pemukiman, kawasan industri dan kawasan aktivitas lainnya. Kemudian masuk ke dalam saluran sungai sehingga sungai cepat mencapai debit puncak yang berarti mempercepat banjir.



Gambar 7. Banjir

SWP DAS di Damit, dilihat dari komposisi penutup lahannya, memiliki kawasan hutan yang masih cukup luas untuk mendukung ekosistem secara keseluruhan. Namun untuk antisipasi perbaikan kondisi lingkungan ke depan terutama di daerah tangkapan air danau perlu ditata kembali keseimbangan penggunaan lahannya. Salah satu alternatif yang dapat dipakai adalah dengan reboisasi (penghijauan), pengembangan vegetatif, dan sipil teknis secara terpadu melalui program yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan rakyat yang ramah terhadap lingkungan.

Senin, 22 Juni 2009

Pantai Tabanio

Nama : Supriadi Yahya
NIM : J1C108036

Prodi : BIOLOGI

Daerah pantai adalah tempat bertemunya antara daratan dan laut, yang mempunyai relief curam atau datar sepanjang garis pantai. Pantai merupakan daerah yang aktif oleh aktifitas gelombang sehingga mengakibatkan erosi atau deposisi. Gelombang timbul akibat pasang surut dan angin atau badai. Gelombang bentuknya simetris (sinus). Mempunyai puncak, lembah, amplitudo, panjang gelombang, muka gelombang, dan perioda. Partikel gelombang bergerak melingkar tegak searah dengan arah rambat.Partikel gelombang bergerak melingkar tegak searah dengan arah rambat.


Gambar 1. Pantai Tabanio

Desa Tabanio kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia mempunyai titik koordinat 3° 45' 0" South, 114° 37' 0" East. Desa Tabanio terdiri atas daerah pesisir yang sebagian penduduk setempat bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Hal ini di buktikan dengan banyaknya lahan-lahan pertanian dan kapal – kapal nelayan yang bertengger di daerah sekitar pesisir pantai.

Gambar 2. Kapal nelayan


Gambar 3. Persawahan

Kawasan pesisir pantai di Desa Tabanio Kabupaten Tanah Laut telah mengalami pengikisan (abrasi) yang makin serius dan perlu penanganan secepatnya agar tidak meluas. Pengikisan (abrasi) ini disebabkan tidak adanya pepohonan seperti bakau dan kelapa yang berfungsi sebagai penahan ombak akibatnya ombak dan gelombang laut lebih leluasa mengerus ke arah pantai. Banyak pasir-pasir di pesisir pantai terbawa ombak ke laut karena tidak adanya penahan di bibir pantai. Selain itu, abrasi ini juga mengakibatkan mulai langkanya ikan-ikan di sekitar pesisir pantai disebabkan rusaknya rumah-rumah ikan karena di hantam ombak terus menerus.

Gambar 4. Pohon kelapa yang mati

Abrasi ini telah berlangsung cukup lama, namun hingga kini tidak ada perhatian sama sekali dari pemerintah setempat. Tidak hanya kawasan pesisir pantai yang dikhawatirkan terjadi kerusakan, namun sejumlah pemukiman masyarakat khususya di daerah Tabanio terancam tergusur karena dampak abrasi pantai yang menyebabkan garis pantai terus masuk ke arah darat. Ironisnya, ancaman abrasi pantai yang ada saat ini hanya baru sebatas kajian yang menjadi bahan pembicaraan dan belum dilakukan tindakan nyata. Sejumlah warga yang memiliki lahan di pinggir pantai mengaku khawatir area pemukiman mereka akan lenyap apabila ancaman abrasi ini tidak di tanggapi serius oleh pemerintah setempat.

Gambar 5. Dampak abrasi

Banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keadaan di pesisir pantai Tabanio, terutama parameter lingkungan sekitar. Parameter-parameter tersebut dapat diukur di daerah kering serta di daerah basah. Untuk mengetahui jenis vegetasi yang ada di kawasan pesisir digunakan metode plot berpetak tunggal, yaitu dengan cara membentangkan tali sepanjang 4x4 m di pesisir pantai yang terdapat vegetasi tumbuhan kemudian dianalisis jenis dan jumlah vegetasi yang ada serta hewan jika ada.

Berikut ini adalah beberapa contoh vegetasi tumbuhan yang teradapat dipesisir pantai Tabanio.


Gambar 6. Karamunting
(Rhodomyrtus tomentosa)


Gambar 7. Tapak liman (Elephantophus scraber LI)

Gambar 8. Kirinyu(Chromolaena adonata)

Terkait kondisi pengikisan (abrasi) pantai di pantai Tabanio, Hal yang terpenting adalah upaya sosialisasi guna menyadarkan masyarakat pentingnya peranan pantai untuk kehidupan. Masyarakat di daerah pinggiran pantai harus terus digiatkan guna memeliharan hutan –hutan yang belum rusak. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak abrasi di pesisir pantai, diantaranya yaitu:

1. Penanaman kembali hutan bakau

Yaitu melalui rehabilitasi lingkungan pesisir yang hutan bakaunya sudah punah, baik akibat dari abrasi itu sendiri maupun dari pembukaan lahan tambak.

Gambar 9. Penanaman pohon bakau

3. Pembuatan pemecah gelombang

Pemecah gelombang perlu dibuat di pesisir-pesisir karena dapat mengurangi kekuatan gelombang yang menerjang pantai.

Gambar10. Pemecah Gelombang