Senin, 22 Juni 2009

Pantai Tabanio

Nama : Supriadi Yahya
NIM : J1C108036

Prodi : BIOLOGI

Daerah pantai adalah tempat bertemunya antara daratan dan laut, yang mempunyai relief curam atau datar sepanjang garis pantai. Pantai merupakan daerah yang aktif oleh aktifitas gelombang sehingga mengakibatkan erosi atau deposisi. Gelombang timbul akibat pasang surut dan angin atau badai. Gelombang bentuknya simetris (sinus). Mempunyai puncak, lembah, amplitudo, panjang gelombang, muka gelombang, dan perioda. Partikel gelombang bergerak melingkar tegak searah dengan arah rambat.Partikel gelombang bergerak melingkar tegak searah dengan arah rambat.


Gambar 1. Pantai Tabanio

Desa Tabanio kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia mempunyai titik koordinat 3° 45' 0" South, 114° 37' 0" East. Desa Tabanio terdiri atas daerah pesisir yang sebagian penduduk setempat bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Hal ini di buktikan dengan banyaknya lahan-lahan pertanian dan kapal – kapal nelayan yang bertengger di daerah sekitar pesisir pantai.

Gambar 2. Kapal nelayan


Gambar 3. Persawahan

Kawasan pesisir pantai di Desa Tabanio Kabupaten Tanah Laut telah mengalami pengikisan (abrasi) yang makin serius dan perlu penanganan secepatnya agar tidak meluas. Pengikisan (abrasi) ini disebabkan tidak adanya pepohonan seperti bakau dan kelapa yang berfungsi sebagai penahan ombak akibatnya ombak dan gelombang laut lebih leluasa mengerus ke arah pantai. Banyak pasir-pasir di pesisir pantai terbawa ombak ke laut karena tidak adanya penahan di bibir pantai. Selain itu, abrasi ini juga mengakibatkan mulai langkanya ikan-ikan di sekitar pesisir pantai disebabkan rusaknya rumah-rumah ikan karena di hantam ombak terus menerus.

Gambar 4. Pohon kelapa yang mati

Abrasi ini telah berlangsung cukup lama, namun hingga kini tidak ada perhatian sama sekali dari pemerintah setempat. Tidak hanya kawasan pesisir pantai yang dikhawatirkan terjadi kerusakan, namun sejumlah pemukiman masyarakat khususya di daerah Tabanio terancam tergusur karena dampak abrasi pantai yang menyebabkan garis pantai terus masuk ke arah darat. Ironisnya, ancaman abrasi pantai yang ada saat ini hanya baru sebatas kajian yang menjadi bahan pembicaraan dan belum dilakukan tindakan nyata. Sejumlah warga yang memiliki lahan di pinggir pantai mengaku khawatir area pemukiman mereka akan lenyap apabila ancaman abrasi ini tidak di tanggapi serius oleh pemerintah setempat.

Gambar 5. Dampak abrasi

Banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keadaan di pesisir pantai Tabanio, terutama parameter lingkungan sekitar. Parameter-parameter tersebut dapat diukur di daerah kering serta di daerah basah. Untuk mengetahui jenis vegetasi yang ada di kawasan pesisir digunakan metode plot berpetak tunggal, yaitu dengan cara membentangkan tali sepanjang 4x4 m di pesisir pantai yang terdapat vegetasi tumbuhan kemudian dianalisis jenis dan jumlah vegetasi yang ada serta hewan jika ada.

Berikut ini adalah beberapa contoh vegetasi tumbuhan yang teradapat dipesisir pantai Tabanio.


Gambar 6. Karamunting
(Rhodomyrtus tomentosa)


Gambar 7. Tapak liman (Elephantophus scraber LI)

Gambar 8. Kirinyu(Chromolaena adonata)

Terkait kondisi pengikisan (abrasi) pantai di pantai Tabanio, Hal yang terpenting adalah upaya sosialisasi guna menyadarkan masyarakat pentingnya peranan pantai untuk kehidupan. Masyarakat di daerah pinggiran pantai harus terus digiatkan guna memeliharan hutan –hutan yang belum rusak. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak abrasi di pesisir pantai, diantaranya yaitu:

1. Penanaman kembali hutan bakau

Yaitu melalui rehabilitasi lingkungan pesisir yang hutan bakaunya sudah punah, baik akibat dari abrasi itu sendiri maupun dari pembukaan lahan tambak.

Gambar 9. Penanaman pohon bakau

3. Pembuatan pemecah gelombang

Pemecah gelombang perlu dibuat di pesisir-pesisir karena dapat mengurangi kekuatan gelombang yang menerjang pantai.

Gambar10. Pemecah Gelombang














Tidak ada komentar:

Posting Komentar