Jumat, 20 Maret 2009

Wetland Desa Tungkaran ( PERBAIKAN TUGAS PERTAMA )

Apa sih wetland itu ?

Menurut saya wetland merupakan suatu wilayah atau daerah yang hampir 1/3 nya digenangi air, air ini bisa berasal dari air hujan, mata air, dan lain- lain. Sebelum kita masuk lebih dalam lagi, akan lebih baiknya kita tahu apa pengertian wetland.

Pada tahun 1971 diadakan suatu konvensi yang disebut KONVENSI RAMSAR. Menurut RAMSAR wetland adalah suatu wilayah yang tergenang air, baik alami maupun buatan, tetap atau sementara, mengalir atau tergenang, tawar asin atau payau, termasuk di dalamnya wilayah laut yang kedalamannya kurang dari 6 m pada waktu air surut paling rendah.

Konvensi RAMSAR memilahkan lahan basah berdasarkan ciri biologi dan fisik dasar menjadi 30 katagori lahan basah alami dan 9 katagori lahan basah buatan. Ketigapuluh katagori lahan basah alami dipilah menjadi 13 lahan basah air asin dan 17 lahan bsah air tawar.

Pada koordinat 3037’22,8”S 114042’09,2”E tepatnya di desa Tungkaran kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, memilki daerah wetland yang cukup luas yang daerah ini belum dieksploitasi maksimal oleh pemerintah setempat.

Descripsi :

Desa Tungkaran adalah salah satu nama desa didaerah Martapura, daerah ini memiliki andil yang cukup besar dalam pengendalian banjir. Mengapa demikian ?

Salah satu fungsi wetland adalah sebagai daerah tangkapan air. Faktanya pada musim hujan daerah ini sering kebanjiran disebabkan system resapan airnya yang rusak. Hal ini terjadi karena kapasitas air yang datang pada saat hujan tidak seimbang dengan kemampuan tanah didalam menyerap atau menampung air. Rusaknya system resapan air di daerah ini akibat banyaknya sampah yang menutupi saluran-saluran pembuangan air. Lihat gambar 1


Gambar 1. Sampah di daerah wetland

Kemajuan pembangunan seringkali mengabaikan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan. Akibatnya banyak wilayah-wilayah tangkapan air yang rusak dan perlu direstorasi.

Penyebab lain dari terjadinya banjir adalah keterbukaan areal baik untuk diambil kayunya, maupun untuk areal pertanian, pertambangan dan lain-lain. Areal yang terbuka mempercepat laju run off (aliran permukaan). Dalam suatu DAS Daerah Aliran Sungai, hidrologi (tata air) yang rusak dapat dilihat dari kejernihan air sungai wilayah DAS tersebut, jika air berwarna keruh, pada saat hujan, maka dapat dipastikan secara fakta lapangan kondisi DAS wilayah tersebut telah rusak, artinya banyak areal yang terbuka. Fakta yang terjadi adalah banjir dan kekeringan yang ekstrim karena tidak adanya keseimbangan alam, sehingga keberadaan sumberdaya hutan yang ada pada kawasan DAS perlu dipertahankan khususnya di daerah ini karena daerah ini termasuk dalam wilayah yang memiliki wetland cukup luas. Lihat gambar 2


Gambar 2. Daerah wetland

Daerah ini memiliki air yang PHnya sedang ( tawar) sehingga tempat ini menjadi habitat alami ikan-ikan air tawar seperti ikan gabus, papuyu, sapat, dan lain-lain.


Gambar 3. Ikan gabus

Ikan gabus adalah ikan yang tinggal di daerah rawa berlumpur seperti di daerah persawahan dan danau-danau kecil. Ikan ini banyak aktif di malam hari untuk mencari makan. Pada permukaan tubuh ikan ini berwarna hitam tetapi pada bagian perutnya berwarna putih. Warna hitam merupakan warna yang mendominasi warna tubun, warna ini berfungsi sebagai alat penyamaran di air apabila ada musuh yang datang.


Gambar 4. Ikan papuyu


Papuyu adalah ikan yang mempunyai sirip berduri lancip fungsi sirip ini sebagai alat proteksi apabila ada serangan atau gangguan yang mengancam dirinya. Pada tubuh ikan ini didominasi oleh warna hitam agak kehijau-hijauan. Ikan ini merupakan perenang yang handal di air, apabila ada ganguan dari luar papuyu akan cepat menyamarkan dirinya di air dengan cara bersembunyi atau menimbunkan dirinya di dalam lumpur.

Selain itu di daerah ini juga hidup flora yang bermacam-macam misalnya purun tikus, enceng gondok, dan teratai.

Apabila di lihat lebih teliti tanaman yang mendominasi hidup didaerah ini adalah enceng gondok. Enceng gondok merupakan tanaman yang memiliki pertumbuhan yang cukup cepat dan mudah dibanding tanaman lain. Tanaman ini dapat hidup di air yang memiliki PH sedang, oleh sebagian masyarakat akar tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Lihat gambar 5


Gambar 5. Enceng gondok

Selain enceng gondok ada juga tanaman purun tikus, purun tikus (Eleocharis dulcis) merupakan tanaman yang mampu mengikat kadar Fe pada air, apabila di kembangkan tanaman ini dapat menjadi penyaring/ pengurang kadar Fe pada air yang tingkat kadar Fe nya tinggi. Pada akhinya lahan yang mulanya tidak produktif akan menjadi produktif dan airnya dapat digunakan sebagai pengairan sawah. Lihat gambar 6



Gambar 6. Purun tikus (Eleocharis dulcis)

Pemanfaatan :

Desa Tungkaran adalah daerah yang memiliki wilayah wetland yang cukup luas. Masyarakat yang tinggal di daerah ini menggunakan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya yakni sebagai tempat untuk memelihara kerbau, bebek dan ayam. Lihat gambar 7

Gambar 7. Peternakan ayam

Selain sebagai tempat peternakan wetland juga dimanfaatkan sebagai tempat pembudidayaan ikan. Pembudidayaan dapat dilakukan dengan membuat tambak-tambak disekitar lahan wetland, ikan-ikan yang di budidayakan merupakan jenis ikan air tawar seperti ikan nila, patin, bawal dan lele. Lihat gambar 8


Gamar 8. Ikan patin

Ikan patin merupakan ikan yang memiliki banyak lemak pada tubuhnya. Panjang tubuh ikan ini mencapai 30 – 40 cm beratnya bervariasi dari 1 kg – 4 kg. warna permukaan tubunya hitam dengan warna putih pada bagian bawahnya.Ikan ini banyak di budidayakan karena proses pembudiyaannya yang mudah dan cepat panennya. Selain patin ikan yang sering dibudidayakan adalah ikan nila. Ikan ini memiliki warna hitam keputih-putihan, berat ikan ini mencapai 1 – 3 kg. Sebagian masyarakat Kalimantan suka mengkonsumsi ikan ini karena dagingnya yang manis dan gurih apabila dihidangkan dengan lalapan dan sambal.

Lihat gambar 9 dan 10

Gambar 9. Pembudidayaan ikan nila


Gambar 10. Ikan nila


Kesimpulan :

Wetland merupakan lahan yang memiliki prospek ke depan untuk pengembangan pertanian, pemukiman, perikanan, dan kawasan konservasi, namun dalam pengembangannya perlu mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Dimana wetland memiliki banyak kelemahan antar lain salinitas tinggi, tanahnya sebagian mentah (n > 0,7), adanya potensi sulfat masam, sering tergenang (banjir), muka air tanah tinggi, dan sulit mencari fresh water.

Saran :

Untuk tidak mewariskan beban dan dosa kepada anak cucu generasi mendatang sebaiknya pengelolaan wetland harus sudah dimulai dari sekarang tanpa melihat kepentingan pribadi atau kelompok. Untuk itu perlu dibuat zonasi peruntukan coastal wetland yang terintegrasi menurut spesifik lokasi, memberdayakan pemerintah setempat, mengembangkan koordinasi pengelolaan SDA berbasis masyarakat, melakukan pengkajian dan penerapan teknologi yang ramah lingkungan, membuat kriteria dasar tersendiri untuk keadaan spesifik setempat (baku mutu), dan memberikan penyuluhan tentang pentingnya lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar