Selasa, 17 Maret 2009

Wetland tungkaran



Descripsi :

Pada titik koordinat 3037’22,8”S 114042’09,2”E tepatnya di desa Tungkaran kecamatan Martapura Kabupaten Banjar daerah ini merupakan daerah wetland yang memiliki daerah yang cukup luas. Daerah ini memiliki air yang PHnya sedang ( tawar) sehingga tempat ini menjadi habitat alami hidupnya ikan-ikan air tawar seperti ikan gabus, papuyu,sapat, dan lain-lain. Selain itu di daerah ini juga hidup flora yang bermacam-macam misalnya kangkung, purun tikus, enceng gondok, dan teratai. Tetapi apabila di lihat lebih teliti tanaman yang mendominasi hidup didaerah ini adalah enceng gondok. Enceng gondok merupakan tanaman yang memiliki pertumbuhan yang cukup cepat dan mudah dibanding tanaman lain. Tanaman ini dapat hidup di air yang memiliki PH sedang, oleh sebagian masyarakat akar tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Lihat gambar 1.1

Gambar 1.1 Enceng gondok

Pada musim hujan daerah ini sering kebanjiran disebabkan system resapan airnya yang rusak. Hal ini terjadi karena kapasitas air yang datang pada saat hujan tidak seimbang dengan kemampuan tanah didalam menyerap atau menampung air, yang disebabkan berkurangnya areal-areal resapan. Rusaknya system resapan air di daerah ini akibat banyaknya sampah yang menutupi saluran-saluran pembuangan air. Lihat gambar 1.2

Gambar 1.2 Sampah di daerah wetland

Kemajuan pembangunan seringkali mengabaikan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan. Akibatnya banyak wilayah-wilayah tangkapan air yang rusak dan perlu direstorasi.

Penyebab lain dari terjadinya banjir adalah keterbukaan areal baik untuk diambil kayunya, maupun untuk areal pertanian, pertambangan dan lain-lain. Areal yang terbuka mempercepat laju run off (aliran permukaan). Dalam suatu DAS Daerah Aliran Sungai, hidrologi (tata air) yang rusak dapat dilihat dari kejernihan air sungai wilayah DAS tersebut, jika air berwarna keruh, pada saat hujan, maka dapat dipastikan secara fakta lapangan kondisi DAS wilayah tersebut telah rusak, artinya banyak areal yang terbuka. Fakta yang terjadi adalah banjir dan kekeringan yang ekstrim karena tidak adanya keseimbangan alam, sehingga keberadaan sumberdaya hutan yang ada pada kawasan DAS perlu dipertahankan khususnya di daerah ini karena daerah ini termasuk dalam wilayah yang memiliki wetland cukup luas. Lihat gambar 1.3

Gambar 1.3 Daerah wetland

Pemanfaatan :

Desa Tungkaran adalah daerah yang memiliki wilayah wetland yang cukup luas. Masyarakat yang tinggal di daerah ini menggunakan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya yakni sebagai tempat untuk memelihara kerbau, bebek dan ayam. Selain sebagai tempat peternakan daerah wetland ini juga dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat pembudidayaan ikan dengan membuat tambak-tambak disekitar lahan wetland, ikan-ikan yang di budidayakan merupakan jenis ikan air tawar seperti ikan nila, patin, bawal dan lele.

Kesimpulan :

Wetland merupakan lahan yang memiliki prospek ke depan untuk pengembangan pertanian, pemukiman, perikanan, dan kawasan konservasi, namun dalam pengembangannya perlu mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Dimana wetland memiliki banyak kelemahan antar lain salinitas tinggi, tanahnya sebagian mentah (n > 0,7), adanya potensi sulfat masam, sering tergenang (banjir), muka air tanah tinggi, dan sulit mencari fresh water.

Saran :

Untuk tidak mewariskan beban dan dosa kepada anak cucu generasi mendatang sebaiknya pengelolaan wetland harus sudah dimulai dari sekarang tanpa melihat kepentingan pribadi atau kelompok. Untuk itu perlu dibuat zonasi peruntukan coastal wetland yang terintegrasi menurut spesifik lokasi, memberdayakan pemerintah setempat, mengembangkan koordinasi pengelolaan SDA berbasis masyarakat, melakukan pengkajian dan penerapan teknologi yang ramah lingkungan, membuat kriteria dasar tersendiri untuk keadaan spesifik setempat (baku mutu), dan memberikan penyuluhan tentang pentingnya lingkungan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar